Sabtu, 15 Oktober 2011

FAQ Seputar Interview Kerja dan Psikotest buat yang Baru Lulus Kuliah


Beberapa kali inbox saya dipenuhi pertanyaan seputar wawancara dan psikotest. Saya pikir, dengan mengumpulkan pertanyaan yang (kadang) berulang, saya jadikan kompilasi sederhana aja. Semoga ada manfaatnya buat teman-teman dan adik-adik yang lagi siap-siap masuk ke dunia kerja.
Enjoy the read!
1. Kenapa sih saya ngga lolos psikotest?
Psikotest itu bisa diibaratkan upaya perjodohan cocok-cocokan. Tidak lolos psikotest, tidak berarti kamu lebih buruk daripada orang yang lolos, namun yang lolos lebih SESUAI dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut.
Misal: kalau yang dicari adalah orang cocok dengan pekerjaan yang sangat senang ketemu orang, bisa jadi kamu gak lulus karena kamu orang yang senengnya kerja sendiri.
Kalau dipaksakan untuk lulus, misalnya yang ada kamunya gak bahagia di pekerjaan itu nantinya.
2. Saya udah makan dan istirahat cukup, kok masih gak lulus juga?
Hehehe, ketauan ini adalah fresh-grad yang udah riset cukup baik ke teman-teman yang latar belakang pendidikan psikologi. Biasanya akan dapat jawaban ‘standar’ disuruh makan dan tidur cukup.
Menyambung jawaban di atas tadi, tentu saja kita gak lulus, kalo memang kita tidak memiliki kualifikasi yang dibutuhkan, atau bahkan memiliki kualifikasi yang terlalu tinggi daripada yang diperlukan untuk posisi tersebut.
Misalnya; pekerjaan yang diharapkan adalah pekerjaan yang rutin dan load yang sedang, sementara kamu dengan kapasitas sangat tinggi pada satu kemampuan bisa jadi cepet banget jadi bosen pada pekerjaan itu. Jadi, bersyukurlah sedang ‘diselamatkan’ dari sebuah pekerjaan yang sebenarnya ‘nggak kamu banget’ secara goals dan capabilities.
3. Saya udah interview kok gagal ya?
Hmm, ini pertanyaan singkat yang jawabannya bisa segambreng. Intinya interview adalah proses yang mengkonfirmasi segala sesuatu yang belum lengkap pada saat psikotest. Selain itu, juga hal yang perlu dikonfirmasi oleh si kandidat/pelamar, kira-kira kita minat gak ya dengan pekerjaan ini.
4. Apa sih yang perlu saya siapin sebelum interview kerja?
Satu, Standar banget: Survey tempat, jangan sampai terlambat. Hari gini ada aja yang baru nanya dimana lokasi dan cara mencapai lokasi tes/wawancara pada hari -H. Ini sebenernya sangat merugikan diri sendiri. Karena, klo sampai terlambat, selain kita kehilangan beberapa waktu penting, kita juga tidak sempat menenangkan diri dan tampil pede pada saat interview.
Dua, riset tentang pekerjaan yang sedang dilamar. Cari tahu tentang pekerjaan dan persusahaan tersebut. Kompetitornya , line of businessnya, customernya, berapa lama sudah berdiri, kira-kira berada di ‘kelas’ yang mana, seperti apa orang-orang yang bekerja di tempat itu. Darimana sih tahunya? Website, koran, katalog, dan secara informal tanya-tanya sodara, teman, kakak kelas, pacar, eyang dll, yang kira-kira punya pekerjaan mirip/bekerja di perusahaan atau industri yang sejenis. Buat apa? Buat kepercayaan dirimu juga, dan kecocokanmu dg pekerjaan yang dicari. Klo merasa gak sreg dengan apa yang akan dihadapi, interview adalah kesempatan yang memungkinkan kamu mengukur, ‘gue juga cocok di sini gak ya’.
Hati-hati, informasi di poin dua ini bukan untuk menampilkan diri ‘sotoy’ atau sok tau di depan pewawancara loh ya, hanya jika ditanya apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini, maka kamu boleh share secukupnya.
5. Gimana sih sikap yang baik pada saat interview kerja?
Sebenernya ga ada beda signifikan antara interview kerja dengan pertemuan formal lainnya. Tentunya, kita semua pengen ketemu dengan orang yang sopan, pede dan antusias. Dalam hal ini, sopansantun standar seperti menyapa (greetings), memperlihatkan antusiasme,menjaga kontak mata dan menerapkan etiket sehari-hari sangat penting.
Kandidat atau pelamar ‘menjadi diri sendiri’ dan merasa nyaman dengan diri sendiri juga akan dirasakan oleh pewawancara. Mereka ‘kan juga manusia yang juga akan bersikap positif dengan orang yang sopan dan menyenangkan diajak bicara.
6. Gimana cara jelasin kekurangan diri?
Ini pertanyaan tricky banget. Susah buat kita jelasinnya kalau kita ngga kenal diri sendiri, dan tentunya pewawancara tau benar hal itu. Tidak usah belaga gak punya kekurangan karena tentunya tidak mungkin, tetap juga jangan keluarkan semuaaa kekuranganmu sehingga kamu sendiri heran, “saya punya kelebihan gak ya”
Kalau cari sendiri gak ketemu juga, sebelum wawancara terjadi tanyakan pada orang sekitar, apa sih kekuranganmu, dan apa yang masih bisa kamu perbaiki dalam hal itu?
Action plan perbaikan diri ini bermanfaat bukan hanya utk menghadapi wawancara loh, tentunya untuk perkembangan dirimu seterusnya
7. Kapan sih nanya gaji?
Biasanya sih gak di pertemuan pertama. Kecuali, jika di kolom iklan mereka sudah mencantumkan range gaji yang ditawarkan. Jauh lebih bijak jika kamu siap-siap nanya secara informal ke kakak-kakak kelas yang sudah lebih dulu bekerja di tempat yang sejenis, teman—orang yang kamu anggap lebih tahu, kira-kira untuk entry-level gajimu berapa. Ada ‘pasaran yang berlaku’ untuk setiap masa/pekerjaan/ jenis industri dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar